Ping merasa telah memiliki segala yang ia butuhkan. Dunianya yang damai di Pantai Batu Karas, rumahnya yang penuh alat musik di tepi Sungai Cijulang, seorang sahabat terbai, serta kakek yang menyayanginya. Namun, diam-diam Ping menyimpan kegelisahan tentang masa depannya yang buram. Bakat musiknya yang istimewa tidak memiliki wadah, dan ia tidak berani bercita-cita
Jakarta tidak lagi menjadi penjara. Di ibu kota, Ping justru mulai mendapatkan gambaran tentang hidup yang ia inginkan. Ia memiliki sahabat-sahabat baru, impian baru, dan cinta yang baru. namun, tantangan lebih besar turut menyiongsing. Ajang Band Idola Indonesia menuntut Ping bekerja keras, termasuk menciptakan lagu. band rapijali yang menjadi sumber kebahagiaannya ikut menerbitkan beragam kon…
Delapan tahun berlalu. Ping telah berhasil menjadi penyanyi terkenal yang merajai percaturan musik indonesia.Pada puncak kariernya, bayangan kelam mengintai kesuksesan Ping dan menggerogotinya dari dalam. Di titikterendahnya, Ping menemukan secercah kehidupan lama yang ia rindukan, termasuk kawan lamanya, Oding. Namun, segala sesuatunya tidak lagi sama.
Namaku Raib, Usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenagkan. Guru-guru di sekolahku seru. teman-temanku baik dan kompak. Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan. Namuku raib. …
-